Senin, 03 Desember 2012

Transformasi Motor Suzuki Satria 2 tak

Suzuki Satria 120, pada awal kemunculannya kisaran tahun 1997′an, mampu membawa angin segar bagi para pecinta motor bebek berperforma tinggi. Bagaimana tidak, menganut model ‘out of the box’ dari kebanyakan bebek-bebek produksi lokal yang sudah duluan mengusung konsep sporty. Suzuki Satria 120 S mampu membuat gempar dunia perbebekan. Dengan model body racing sporty, rangka model SCAF (Suzuki Computerized Analized Frame), monoshock, menggunakan 5 percepatan, mesin tegak berkapasitas terbesar dikelasnya, seolah menggambarkan betapa inferiornya motor ini dibanding dengan produk kompetitor yang ada waktu itu.




Suzuki Satria 120 S.
Awal pertama kali mbrojol keranah permotoran di Indonesia, Satria 120 S, hadir dengan mengusung konsep racing sporty. Dengan dibekali mesin berteknologi 2 tak, berkapasitas 120cc bermesin tegak, menggunakan pendingin mesin udara plus teknologi Jet Cooled, bore x stroke : 56 x 49mm, kompresi rasio 7.0 : 1, maksimum power 13.5ps @ 8.500 rpm, maksimum torsi 1.50 kgmf @ 7000 rpm, menggunakan 5 percepatan, kopling otomatis tipe basah, double stater, berat total motor 101 kg, monoshock belakang dan depan teleskopik, rem cakram depan, spoke wheel, roda depan 17″-250 dan belakang 17″-275, mampu membuat motor ini dibejek sampai batas kecepatan 120 kph…dan menurut beberapa speedfreaker, kacepatan segitu masih bisa naik lagi lho.
Umur dari Suzuki Satria 120 S sendiri terbilang lumayan agak panjang, dari mulai hadir dijalanan Indonesia tahun 1997, menginjak tahun 2002, pihak pabrikan Suzuki, mengupgrade si Satria 120 menjadi lebih powerfull dan safety dijalanan. Dengan adanya minor facelift pada bagian striping, penambahan double disk pada sistem pengereman, penambahan perpindahan perseneling dari 5 menjadi 6 percepatan, serta dibuatkan versi kopling manual layaknya motor sport batangan, velg cast wheel asli Enkei Malaysia, sehingga memaksa pihak pabrikan mengubah kode motor dari Satria 120 S menjadi Satria 120 R atau yang lebih tenar kita sebut sebagai Satria lumba-lumba. Koq Satria lumba-lumba? yach…mungkin bisa dilihat pada model lampu belakang motor ini yang agak mirip dengan muka ikan lumba-lumba.

  ( Suzuki Satria R 120 )
( Suzuki Satria 120 R versi cast wheel & double disk brake )

Menginjak tahun 2004, melihat gairah penjualan motor 2 tak mulai lesu akibat desas desus pelarangan motor berteknologi ini mengaspal dijalan, membuat pihak pabrikan Suzuki Indonesia memutar otak. Akhirnya pada tahun itu juga, PT. Indomobil Group devisi roda dua, malakukan import Suzuki Satria 120 LSCM dari Malaysia. Dan dinegeri kita, motor ini lebih ngetrend dengan sebutan Satria Hiu, yang memang merupakan gambaran dari model bentuk lampu buritan menyerupai congor hiu.
Jika ditilik dari spesifikasi teknisnya, antara RU dengan LSCM masihlah mempunyai garis mesin yang sama. Cuman perbedaan design body, basik material part pendukung yang memang asli dari negara Melayu, plus penambahan tako meter pada dasbord console menambah kesan racing look pada bebek super ini. Tapi sayang seribu sayang, entah kenapa dalam umur masih relatif muda dalam pemasarannya, kurang lebih 1 tahun selama masa edarnya, Satria 120 LSCM malah didiscontinue peredarannya. Kalau dilihat dari antusias para penikmatnya, motor ini cenderung laku dibandingkan dengan produk bebek low entry Suzuki 4 tak waktu itu yakni Smash 110 yang harganya padahal lebih murah.
  ( Suzuki Satria 120 R LSCM )

0 komentar:

Posting Komentar